Makna Eskatologis di Balik Ritus Gren Mahe pada Masyarakat Dungan Tana AI

Authors

  • Yulius Candra Kasiwali Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero (IFTK-Ledalero), Indonesia

Keywords:

Eskatologis, Ritus Gren Mahe, Masyarakat Dungan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami ritus Gren Mahe pada Masyarakat Dungan Tana Ai, (2) mengetahui makna eskatologis, (3) mengetahui makna eskatologis di balik ritus Gren Mahe pada Masyarakat Dungan Tana Ai. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif. Objek yang diteliti adalah makna eskatologis di balik ritus Gren Mahe pada masyarakat Dungan Tana Ai. Wujud data dalam penelitian ini berupa sumber data primer dan skunder dari hasil wawancara dengan para pemangku adat, tokoh masyarakat, Badan Pemerintah Desa (BPD) Timu Tawa dan masyarakat Dungan. Penulis juga menggunakan buku-buku refrensi yang berhubungan dengan ritus Gren Mahe. Berdasarkan analisis atas data yang dikumpulkan, maka diperoleh hasil bahwa ritus Gren Mahe sesungguhnya memiliki makna eskatologis sebagaimana dikonsepkan dalam ajaran Gereja Katolik. Makna eskatologi di balik ritus Gren Mahe dapat dicermati dengan melihat unsur-unsur eskatologi Katolik seperti kematian, pengadilan terakhir, api penyucian, kebangkitan, neraka dan surga. Paralesasi dan perbandingan antara unsur-unsur dalam ritus Gren Mahe dan makna eskatologi Katolik akan menghantar kita pada titik temu di mana terdapat persamaan yang jelas antara keduanya. Sejak masuknya Gereja Katolik di Dungan, pemahaman masyarakat tentang Gren Mahe perlahan-lahan diubah. Gereja melalui sejumlah pendekatan pastoral mengajak umat untuk meningkatkan iman dengan melihat makna terdalam di balik ritus Gren Mahe. Dengan demikian, ritus Gren Mahe mengantar iman masyarakat Dungan untuk percaya terhadap konsep hidup setelah kematian atau eskatologis. Selain itu, ritus Gren Mahe diyakini masyarakat Dungan sebagai serana komunikasi dengan Wujud Tertinggi (Tuhan) melalui perantaraan  paraleluhur  yang  telah meninggal. Kesatuan dengan para leluhur adalah jalan untuk meretas relasi dengan Wujud Tertinggi (Tuhan) yang transenden dan melampaui kehidupan manusia. Oleh karena itu, ritus Gren Mahe patut mendapat perhatian serius dari seluruh masyarakat Dungan dan Gereja agar mampu membawa pemahaman yang tepat bagi umat dalam pengembangan imannya kepada Wujud Tertinggi (Tuhan).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Kongregasi Ajaran Iman. Katekismus Gereja Katolik. Penerj. Herman Embuiru. Ende: Nusa Indah, 2007.

Konsili Vatikan II. Dokumen Konsili Vatikan II. Penerj. R. Hardawiryana. Jakarta: Obor, 2002.

O’Collins, Gerald dan Edward G. Farruigia, Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius, 1996.

Orinbao, Sareng. “Bahasa dan Budaya Sikka-Krowe”, Ensiklopedi Mini. Ende: Arnoldus Ende, 2003.

Pemerintah Kabupaten Sikka. Upacara-Upacara Inisiasi Di Kabupaten Sikka. Maumere: Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka, 2008.

Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan. Laporan Hasil PenelitianTradisi Megalitik Kampung Dungan Desa Timu Tawa Kabupaten Sikka. Kupang: Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Arkeologi, Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2003.

Pusat Bahasa dan Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

The Encyclopedia, vol. 3 dan 4. New York: Macmillan Publishing, 1967.

Ceme, Remigius. Hidup Yang Sesungguhnya Menjawab Rahasia Di Balik Kematian. Maumere: Ledalero, 2017.

Dhogo, Cristologus. Su’I Uwi Ritus Budaya Ngada Dalam Perbandingan Dengan Perayaan Ekaristi. Maumere: Ledalero, 2009.

Dister, Nico Syukur. Teologi Sistematika 2 Ekonomi Keselamatan. Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Fernandez, Stephanus O. Kebijaksanaan Manusia NTT Dulu dan Kini. Maumere: Ledalero, 1991.

Hentz, Otto. Pengharapan Kristen. Yogyakarta: Kanisius, 2005.

Jebadu, Alex. Bukan Berhala: Penghormatan Kepada Para Leluhur. Maumere: Ledalero, 2009.

Kirchberger, Georg. Pandangan Kristen Tentang Dunia dan Manusia. Maumere: Ledalero, 2007.

-------------------------. Allah Menggugat Sebuah Dogmatik Kristiani. Maumere: Ledalero, 2002.

Lewis, Douglas E. Ata Pu’an: Tantanan Sosial dan Seremonial Tana Wai Brama di Flores. Penerj. Yosef Maria Florisan. Maumere: Ledalero, 2012.

Rahner, Karl. On The Theology of Death. New York: Herder, 1961.

Raho, Bernard. Sosiologi Agama. Maumere: Ledalero, 2019.

Rede, Blolong Raymundus. Dasar-Dasar Antropologi Budaya. Ende: Nusa Indah, 2012.

Phan, Peter C. 101 Tanya Jawab Tentang Kematian dan Kehidupan Kekal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2005.

Ara, Alvonsus. “Budaya-Budaya Yang Berpengaruh Terhadap Teologi Kristen”. Jurnal Logos Filsafat dan Teologi,12:1. Januari 2015.

Bennett, Oliver. “The manufacture of hope: religion, eschatology and the culture of optimism”. International Journal of Cultural Policy, 17:2. Maret 2011.

Healy, Nicholas J. Jr. “The Eucharist As The From of Christian Life”. Communio journal international catholic Review, 39:4. Winter 2012.

Karman, Yonky. “Eskatologi Dalam Menimbang Ulang Apokalips Kitab Daniel”. Jurnal Diskursus Filsafat dan Teologi Dryiarkara, 13:1. April 2014.

Ola, Bonefasius Boro Bin. “Surga: Dari Pengalaman Dekat Kematian Dan Ajaran Kristiani”. Jurnal Media Filsafat dan Teologi, 4:2. Juli 2005.

Ujan, Bernard Boli. “Memahami Makna Perayaan Ekaristi”. Jurnal Ledalero, 4:1. Ledalero, Juni 2005.

MANUSKRIP

Juhani, Sefrianus. “Teologi Penciptaan” (ms). Maumere: STFK Ledalero, 2016.

Liron, Maria Kristina. “Religiositas Masyarakat Desa Ojang Dalam Ritus Gren Mahe Sebuah Tinjauan Kearifan Lokal”. Skripsi, Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka, 2019.

Pareira, Mandalangi M. “Keso Kuit Wenet Tana Ai” (ms). Maumere, 1981.

-------------------------. “Ronang Lumbung Pembendaharaan Kosa Kata Sikka Krowe-Indonesia” (ms). Maumere, 1955.

Sinta, Silvina. “Pesta Adat Gren Mahe Wilayah Tana Ai Di Dungan-Paroki Boganatar-Kabupaten Sikka-Flores Dan Nilai-Nilai Kristiani Yang Mengandung Di Dalamnya”. Skripsi, Sekolah Tinggi Pastoral ATMA Reksa Ende, 2003.

Tapo, Daniel Daseng. “Kepercayaan Akan Keselamatan Hidup Orang Tana Ai dan Gren Mahe Waiblama” (ms). Maumere, 2016.

Tukan, Petrus Baga. “Asal Usul Kampung Dungan dan Pendiri Nuba Nara Wu’a Mahe” (ms). Dokumentasi ritus Gren Mahe Dungan, 2018.

WAWANCARA

Bera, Fransiskus. Tokoh adat Suku Lewar Wato Pukon. Wawancara, 23 November 2018 di Dungan.

Herdiyanto, Herdibertus dan Blasius Bedu. Tokoh Masyarakat. Wawancara, 17 Juli 2019 di Dungan.

Kewa, Agapitus. Tokoh Masyarakat. Wawancara, 16 Juli 2019 di Dungan.

Lewar, Lukas Lalun. Marang Muken Suku Lewar Wato Pukon dalam ritus Gren Mahe Dungan tahun 2018. Wawancara, 8 Febuari 2020 di Boganatar.

Lewar, Romanus Rowe. Kepala Suku Wato Pukon Dungan. Wawancara, 22 November 2018 di Dungan.

-------------------------. Kepala Suku Lewar Wato Pukon Dungan. Wawancara, 8 Juli 2019 di Dungan.

Lewar, Siprianus Sepe. Tuan Tanah Ojang. Wawancara, 23 November 2018 di Dungan.

Lewar, Yohanes Yan. Marang Muken Suku Lewar Ketang dalam ritus Gren Mahe Dungan 2018. Wawancara, 18 Juni 2019 di Boganatar.

-------------------------. Marang Muken Suku Lewar Ketang dalam ritus Gren Mahe Dungan 2018. Wawancara, 7 Febuari 2020 di Boganatar.

Tapo, Hende dan Bata Tapun, Tokoh Adat asal Tana Ai tinggal di Maumere. Wawancara, 1 Maret 2020 di Maumere.

Tome, Thomas. Tuan Tanah Dungan. Wawancara, 16 Juli 2019 diDungan.

-------------------------. Tuan Tanah Dungan. Wawancara, 8 Febuari 2020 di Dungan.

Urong, Maria, Lusia Loran, dan Maria Nona. Tokoh Pengrajin Tenun Ikat Dungan. Wawancara, 18 Juli 2019 di Dungan.

Downloads

Published

2023-05-21

How to Cite

Kasiwali, Y. C. (2023). Makna Eskatologis di Balik Ritus Gren Mahe pada Masyarakat Dungan Tana AI. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 4263–4272. Retrieved from https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/6392

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check