Revitalisasi Bahasa Lio Ende sebagai Tradisi Lisan Warisan Budaya Lokal Masyarakat Elamelo Ritual Pati Ka Ata Mata Dalam Syukuran Panen

Authors

  • Falentinus Bata Program Studi Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Indonesia

Keywords:

Revitalisasi, Bahasa Lio, Ritual Pati Ka Ata Mata

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk Merevitalisasi Bahasa Lio Ende sebagai Tradisi Lisan Warisan Budaya Lokal Masyarakat Elamelo Ritual Pati Ka Ata Mata dalam Syukuran Panen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data lisan tentang tuturan adat dalam Upacara Pati ka ata mata (memeberi makan leluhur) pada masyarakat Elamelo, Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende yang diperoleh atau dikumpulkan dari hasil wawancara dengan mosalaki (tua adat) setempat. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber tertulis yang relevan dengan judul yang diangkat. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang terdiri dari tua-tua adat masyarakat Elamelo yang berjumlah 4 orang. Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengamatan tidak terlibat, dan teknik yang digunakan adalah teknik simak libat cakap, teknik catat,dan teknik wawancara. Setelah data terkumpul data tersebut akan dikelompokkan dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik induktif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis bentuk, makna dan fungsi setiap kata dari tuturan. Setelah data terkumpul melalui analisis data, penyajian data maka Bentuk tuturan pada ritual  adat Pati Ka Ata Mata adalah berbentuk syair  memiliki ciri kebahasaan seperti ciri fonologi, yang berupa pengulangan bunyi baik vokal, maupun konsonan, ciri paralelisme yang berupa pesejajaran kata baik yang terdapat pada satu baris maupun antara baris dalam satu bait, serta repetisi yang berupa pengulangan kata antarbait. Makna tuturan pada ritual  adat Pati Ka Ata Mata adalah makna religius, makna kebersamaan, makna permohonan, dan makna kesakralan dan Fungsi tuturan pada ritual  adat Pati Ka Ata Mata adalah fungsi magis dan fungsi estetis

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdulah. 2011. “Tuturan Adat Nggua Kua Pada Masyarakat Puutuga Kecamatan Ndona Kabupaten Ende”. (Skripsi). Ende: PBSI FKIP Universitas Flores

Badudu, J. S. 1990. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Gramedia: Jakarta.

Ellars, Y, F. 1995. Berkomunikasi Antar Budaya. Ende: Nusa Indah

Eneste, Pemusuk, 1994. Kamus Sastra: Mardi Yuana Bogor

Kara. 2007. “Simbol Upacara Nai Sa’o Ria pada Masyarakat Nggela Kecamatan Wolojita Kabupaten Ende”. (Skripsi). Ende: PBSI FKIP Universitas Flores

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta : Balai Pustaka

Keraf, G. 1986. Tata Bahasa Indonesia. Nusa Indah : Ende

Kridalaksana. H. 1993. Fungsi dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah

Kridalaksana. H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Moleong, S. L. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nababan.1985. Sosiolinguistik Suatu Pengantar . Jakarta: Gramedia

Pampe, Pius. 2009. Pemberdayaan Bahasa Lokal Dalam Kegiatan Keagamaan.

Kupang: Gita Kasih

Samarin, W, J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan. Jakarta; Kanisius

Tarigan, H.G. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa

Downloads

Published

2023-05-23

How to Cite

Bata , F. . (2023). Revitalisasi Bahasa Lio Ende sebagai Tradisi Lisan Warisan Budaya Lokal Masyarakat Elamelo Ritual Pati Ka Ata Mata Dalam Syukuran Panen. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 4635–4642. Retrieved from https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/6444

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check