Peningkatan Kadar Garam Krosok dengan Penambahan Na2CO3 dan NaOH Untuk Penghilangan Pengotor Ca²? dan Mg²? dengan Metode Rekristalisasi

Authors

  • Tiara ZamZami Sriwijaya State Polytechnic , Indonesia
  • Anerasari M Sriwijaya State Polytechnic , Indonesia
  • Cindi Ramayanti Sriwijaya State Polytechnic , Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.10282

Keywords:

Garam, Rekristalisasi, Kadar Garam

Abstract

Rata-rata kualitas garam yang dihasilkan produsen garam di Indonesia masih rendah, dan rata-rata produksi garam di Indonesia masih dibawah standar SNI. Dengan demikian, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya garam industri, Indonesia masih melakukan impor garam.. Biasanya NaCl terdapat impurities berupa magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, kalsium sulfat, dan air. Pengotor ini biasa ditemukan pada permukaan kristal atau terperangkap dalam kisi kristal. Pengotor pada permukaan kristal sering kali dikurangi dengan pencucian, sedangkan pengotor di dalam kristal sering dikurangi dengan rekristalisasi, yaitu melarutkan kristal dan kemudian mengkristalkannya kembali. Rekristalisasi adalah pembentukan kristal dari larutan yang sudah ada atau lelehan. Faktanya, rekristalisasi hanyalah proses kristal lainnya. Pada dasarnya, metode ini mengukur perbedaan kelarutan suatu padatan murni dan pengotornya dalam satu pelarut, jika memungkinkan dalam pelarut lain yang hanya terdapat pengotornya. Pemurnian ini sering dilakukan di industri dan laboratorium (kimia) untuk meningkatkan kualitas zat yang terlibat.

References

Agustina Leokristi, R., Citra, M. T., & Danny, S. (2013). Rekristalisasi garam rakyat dari daerah Demak untuk mencapai SNI garam industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(4), 217-225.

Ikram, N. J. (2017). Karakteristik Garam Krosok dan Garam Komersial (Doctoral dissertation).

Kharismanto, B., Triandini, R., Triana, N. W., & Suprihatin, S. (2021). Pemurnian kristal garam rakyat menjadi garam industri dengan alat hidroekstraktor. Chempro, 2(02), 24-30.

Mishra, S., Ghosh, P. K., Gandhi, M. R., Bhatt, A. M., & Chauhan, S. A. (2010). Removal of Ca2+ impurities from brine by marine cyanobacteria from Gujarat coast of India for the production of Industrial grade salt. Current Research, Technology and Education Topics in Microbiology and Microbial Biotechnology, A. Méndez-Vilas (Ed.), 1241-1248.

Puspitasari, I. A. (2021). Karakteristik Fisik Dan Kimia Garam Tradisional Dari Desa Sinar Hading Dan Desa Lewolaga Nusa Tenggara Timur (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Rahman, A. U., Islam, A., & Farrukh, M. A. (2010). An improved method for the preparation of analytical grade sodium chloride from Khewra rock salt. Apllied Sciences Journal, 201(0), 61-65.

Saksono, N. (2002). Studi pengaruh proses pencucian garam terhadap komposisi dan stabilitas yodium garam konsumsi. Makara Journal of Technology, 6(1), 146706.

Setyopratomo, P., Siswanto, W., & Ilham, H. S. (2003). Studi eksperimental pemurnian garam NaCl dengan cara rekristalisasi. Unitas, 11(2), 17-28.

Sumada, K., Dewati, R., & Suprihatin, S. (2016). Garam industri berbahan baku garam krosok dengan metode pencucian dan evaporasi. Jurnal Teknik Kimia, 11(1), 30-36.

Wafiroh, S., Rochman, F., & Darmoekoesoemo, H. (1995). Pemurnian Garam Rakyat Dengan Kristalisasi Bertingkat.

Downloads

Published

24-10-2023

How to Cite

ZamZami, T., M, A., & Ramayanti, C. (2023). Peningkatan Kadar Garam Krosok dengan Penambahan Na2CO3 dan NaOH Untuk Penghilangan Pengotor Ca²? dan Mg²? dengan Metode Rekristalisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 23206–23212. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.10282

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check