Kelayakan Ekstrak Buah Bit Sebagai Kosmetika Blush On Compact
DOI:
https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.10392Keywords:
Kelayakan, Ekstrak, Bit, Kosmetik, Blush on CompactAbstract
Konsep di balik penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa penggunaan pewarna sintetik pada kosmetik blush on dapat menimbulkan efek samping yang negatif. Salah satu bahan kosmetik tradisional adalah buah bit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kelayakan buah bit sebagaii blush on ditinjau dari uji kandungan vitamin C, uji ph, uji homogenitas, Dilihat dari warna, tekstur dan kepadatan serta kesukaan panelis. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif. Objek penelitiannya adalah buah bit yang diekstrak secara alami. Teknik analisis data penelitian adalah uji laboratorium, uji organoleptik yang melihat warna, tekstur dan kepadatan serta uji hedonik, uji ph, uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah bit mengandung vitamin C sebesai 1,2079, uji ph 6, uji homogenitas dinyatakan homogen. Berdasarkan indikator warna diperoleh rata-rata indikator warna sebesar 3,28, kategori warna sangat pekat, indikator tekstur memperoleh rata-rata 3,14 dengan kategori tekstur halus dan kepadatan. indikator memperoleh rata-rata 3,14. dengan kategori padat. Indikator kesukaan sebesar 3,71 dengan panelis sangat menyukainya. Disimpulkan bahwa bit layak digunakan sebagai kosmetik Compact blush on.
References
Ahmad. (2015). Ekstrak dan Stabilitas Betasianin Daun Darah (Alternanthera dentata) (Kajian Perbandingan Pelarut Air: Etanol dan Suhu Ekstraksi). Malang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
Astati, Sutriari.1996. Rias Wajah Sehari- hari. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Draelos, Z. D. (2000). Colored Facial Cosmetics. Dermatologic Aspects of Cosmetics. North Carolina. 18 (4): 621-631.
Edwards, A. K. C. (2012). FDA Regulation of Cosmetics and Personal Care Products. Congressional Research Service: 2-17.
Fahraint, I. (2013). Formulasi Sediaan Pemerah Pipi dalam Bnetuk Padat dengan Menggunakan Ekstrak Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa belimbi L.). Skripsi Program Eksistensi Sarjana Farmasi. Fakultas Farmasi , Universitas Sumatra Utara , Medan. 39 hal.
Rymbai, H., Sharma, R.R., and Srivasta, M. 2011. Bio-colorants and Its Implications in Health and Food Industry–A Review. International Journal of Pharmacological Research, 3: 2228- 2244.
Sudjana. (1995). Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: PT. Tarsito Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Kanisius
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta : 74.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta : 156.
Wibawanto, N. R., Victoria, K. A., & Rika, P. (2014). Produksi Serbuk Pewarna Alami Bit Merah (Beta vulgaris L.) dengan Metode Oven Drying. Semarang: Universitas Katolik Soegija Pranata.
Winarti, E. R. (2013). Pengaruh Penambahan Bit ( Beta Vulgaris ) sebagai Pewarna Alami Terhadap Karakteristik Fisiokimia dan Sensori Sosis Daging Sapi. Solo : Universitas Sebelas Maret.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).