Makna Tor-Tor Namora Pule dalam Upacara Horja Godang di Desa Aek Godang Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Padang Lawas Utara

Authors

  • Rifka Erlinda Putri Hasibuan Program Studi Pendidikan Tari, Universitas Negeri Padang, Indonesia
  • Desfiarni Desfiarni Program Studi Pendidikan Tari, Universitas Negeri Padang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.13730

Keywords:

Makna, Tor-Tor Namora Pule, Upacara Horja Godang

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang Makna Tortor Namora Pule dalam Upacara Horja Godang pada Masyarakat Kabupaten Padang Lawas Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh instrumen pendukung seperti alat tulis, kamera, handphone dan flashdisk. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Langkah-langkah menganalisis data adalah mengumpulkan data, mendeskripsikan data dan menyimpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna yang terdapat dalam Tor-tor Namora Pule menceritakan kehidupan kedua pengantin mulai mereka kanak-kanak hingga dewasa. Dalam gerakan ketika manortor terdapat makna mulai dari Manyomba bermakna sembah kepada Tuhan dan hormat kepada orang tua, Mangido bermakna menyimpan apa yang diberikan kepadanya baik itu nafkah, nasehat dan rahasia rumah tangganya, Mangayapi bermakna selalu memberi dan melindungi. Kostum juga memiliki makna merupakan identitas dari masyarakat Desa Aek Godang yang sopan. Disamping itu dalam ende (syair lagu) terdapat pula makna yaitu menceritakan tentang perjalanan hidup sepasang pengantin mulai dari mereka kanak-kanak hingga mereka dewasa . Tor-tor Namora Pule ditarikan oleh pasangan pengantin, yang mana kedua pengantin ini manortor di depan kedua orang tua, keluarga besar serta masyarakat.

References

Desfiarni, D., & Darmawati, D. (2013). Upaya Pelestarian Tari Podang di Kelurahan Napar Nagari Koto Nan Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh. Jurnal Sendratasik, 2(1), 65-74.

Indrayuda. (2013). Tari Sebagai Budaya Dan Pengetahuan. Padang : UNP Press.

Jayanti, S. R., Desfiarni, D., & Nerosti, N. (2019). Makna Tari Kejai Dalam Upacara Pesta Perkawinan Di Desa Topos Kecamatan Topos Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Jurnal Sendratasik, 8(4), 1-9.

Morrissan.(2013). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana.

Nerosti. (2021). Mencipta dan Menulis Skripsi Tari. Depok: Rajawali Press.

Putri, R. G., & Desfiarni, D. (2020). Pelestarian Tari Ambek-Ambek Oleh Sanggar Timbulun Koto Basaga Di Nagari Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Jurnal Sendratasik, 10(1), 227-236.

Soedarsono, (1984), The State Ritual Dance Drama in The Court of Yogyakarta. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Press

Somaryono, Suanda. (2006). Tari Tontonan. Jakarta: Lembaga Pendidikan Nusantara.

Sugiyono. (2011.) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Viadinata, L., & DP, W. P. P. (2017). Makna Simbolik Tari Andun Dalam Upacara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Pendidikan Seni Tari-S1, 6(4).

Downloads

Published

17-02-2024

How to Cite

Erlinda Putri Hasibuan, R., & Desfiarni, D. (2024). Makna Tor-Tor Namora Pule dalam Upacara Horja Godang di Desa Aek Godang Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Padang Lawas Utara. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 8823–8832. https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.13730

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check