Jenis Tumbuhan Hasil Hutan Bukan-Kayu Sebagai Produk Kerajinan Yang Dikomersialisasikan Di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat

Authors

  • Fadilla Lesmina Program Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,, Indonesia
  • Reki Kardiman Program Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.14732

Keywords:

HHBK, Rotan, Produk Kerajinan, Hutan, Manajemen

Abstract

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) diartikan sebagai produk hayati hutan selain dalam bentuk kayu dan lebih sering dikaitkan dengan pohon atau tumbuhan-tumbuhan yang memiliki sifat khusus. HHBK menjadi komoditi hutan yang selalu dijadikan model pengelolaan hutan yang saat ini dan kedepan harus menjadi perhatian serius. Upaya pemanfaatan HHBK  tersebut sangat bergantung kepada ragam nilai guna HHBK bagi manusia, misalnya berupa produk kerajinan yang banyak diperjualbelikan diperkotaan, salah satunya adalah kota pariaman, tetapi apa saja jenis dan kriteria tumbuhan HHBK yang dipakai, produk kerajinan yang dihasilkan dan tingkat kebutuhannya sama sekali belum diketahui. Penelitiaan ini menginvestigasi jenis tumbuhan HHBK sebagai produk kerajinan yang dikomersialisasikan di Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, meliputi jenis tumbuhan yang digunakan, jenis produk kerajinan yang dihasilkan, ukuran, kadar air, kebutuhan bahan mentah, daerah asal produk, kebutuhan toko dan harga jual produk kerajinan. Survei dilakukan pada 4 toko kerajinan yang dipilih secara purposive. dan data dikoleksi dengan pengamatan langsung dan kuesioner.  Ditemukan 5 jenis tumbuhan HHBK yang digunakan untuk 23 macam produk kerajinan, yaitu Calamus spp. (rotan) Bambusa spp. (bambu), Metroxylon sagu (sagu), Arenga pinata (aren), dan Pandanus tectorius (pandan duri), dan satu jenis tumbuhan agroforest yaitu Cocos nucifera (kelapa) untuk tiga produk kerajinan. Rotan merupakan tumbuhan yang banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan, dengan kebutuhan bahan baku mencapai 60%, yaitu sebanyak 5280 cm. Batang adalah bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan, dengan ukuran diameter berkisar antara 2-36 mm, dan dengan kadar air kecil dari 12%. Produk paling banyak berasal dari daerah Bukitinggi dengan persentasi 36 % dari total ragam produk, dan tidak ada yang berasal dari daerah terdekat yaitu Kabupaten Padang Pariaman. Informasi ini bisa menjadi perhatian dan sekaligus panduan bagi masyarakat pengelola hasil hutan Kabupaten Padang Pariaman agar dapat mengelola jenis tumbahan HHBK untuk kebutuhan produk kerajinan di Kota Pariaman.

References

Abisaputra, A., & Usman, K. (2019). Manfaat dan Pendapatan Hasil Hutan Bukan Kayu Rotan (Calamus Rotan) di Desa Rende Nao Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur. Jurnal Silva Samalas, 2(2), 122-125.

Adiningsih, U. (2021). Pemanfaatan Etnobotani Pada Masyarakat Alue Padee Kecamatan Kuala Batee Sebagai Media Pembelajaran Materi Keanekaragaman Hayati di SMAN 4 Abdya Kabupaten Aceh Barat Daya (Doctoral dissertation, UIN Ar-raniry).

Anggraeni, L. D., Uda, S. K., & Sadono, A. (2022). Inventarisasi Tumbuhan Paludicrop di Desa Pilang Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah: Inventory of Paludicrop Plants in Pilang Village, Pulang Pisau Regency, Central Kalimantan. BiosciED: Journal of Biological Science and Education, 3(1), 9-18.

Arul., Slamet, A., & Jumiati. (2023). Studi Etnobotani Pandan (Pandanaceae) di Desa Tuangila Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton. Penalogik: Jurnal Penelitian Biologi dan Kependidikan, 2(1), 25-40.

Basri, E., & Pari, R. (2017). Sifat Fisis dan Pengeringan Lima Jenis Bambu (Physical and Drying Properties of Five Bamboo Species). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 35(1), 1-13.

Brata, A., Tavita, G. E., & Oramahi, H. A. (2022). Etnobotani Bahan Kerajinan Anyaman Dari Hasil Hutan Bukan Kayu Oleh Masyarakat Desa Mekar Raya Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Jurnal Hutan Lestari, 10(1), 206-219.

Brischke, C., & Alfredsen, G. (2020). Wood-water relationships and their role for wood susceptibility to fungal decay. Applied microbiology and biotechnology, 104, 3781-3795.

Dahyanti., Hardiansyah, G., Sisillia, L. (2019). Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Penghasil Kerajinan Tangan Anyaman Oleh Masyarakat Desa Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Jurnal Hutan Lestari, 7(4), 1512-1523.

Fadila, N. D., Rahmawati, W., Suharyatun, S., & Haryanto, A. (2023). Kinerja Industri Kecil Arang Tempurung Kelapa. Jurnal Agricultural Biosystem Engineering, 2(2), 287-297.

Gaspersz, F., Sahupala, A., & Ririmasse, H. C. (2018). Analisa Sifat Fisik dan Sifat Kimia Material Batang Kulit Pohon Sagu (Cortex Metroxylon Sago) sebagai Material Alternatif Bangunan Kapal. ALE Proceeding, 1, 38-42.

Gusmailina, G. (2010). Peningkatan Teknik Pengolahan Pandan (Bagian I): Pewarnaan Dan Pengeringan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 28(1), 66-76.

Hartanti, G. (2012). Perkembangan Material Rotan dan Penggunaan di Dunia Desain Interior. Humaniora, 3(2), 494-503.

Harun, M. K. (2015). Getah jelutung sebagai hasil hutan bukan kayu unggulan di lahan gambut. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 12(1), 29132.

Haruna, N., Syamsuri., & Alang, H. (2022). Studi Etnobotani Ekonomi Tanaman Sagu (Methroxylon sagu) pada Masyarakat Adat Luwu di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. BIO-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, 9(2), 179-185.

Hofmann, K., Kreisel, H., Kordon, K., Preuss, F., Kües, U., & Schauer, F. (2016). The key role of lignin decomposing fungi in the decay of roofs thatched with water reed. Mycological progress, 15, 1-7.

Iqbal, M., & Septina, A. D. (2018). Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Oleh Masyarakat lokal di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 4(1), 19-34.

Jafar I. 2013. Pengetahuan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Di Kawasan Cagar Alam Gunung Sibela. Skripsi. Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Januardi, D., Diba, F., & Setyawati, D. (2022). Potensi Budidaya Hasil Hutan Bukan Kayu (Hhbk) Lebah Madu Kelulut (Trigona Spp). Di Desa Rawak Hulu Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau. Jurnal Lingkungan Hutan Tropis, 1(1), 109-120.

Januminro. 2000. Rotan Indonesia, Potensi, Budi Daya, Pemungutan, Pengolahan, Standar Mutu, dan Prospek Pengusahaan.Yogyakarta: Kanisius.

Jumiati, J., Hariyadi, B., & Murni, P. (2012). Studi Etnobotani Rotan Sebagai Bahan Kerajinan Anyaman Pada Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun III Senami, Desa Jebak, Kabupaten Batanghari, Jambi. Biospecies, 5(1).

Kardiman, R., & Leilani, I. (2023). Structure of Tree Community on Agroforestry Parak in Peri-Urban Areas District of Lubuk Alung Padang Pariaman. Bioscience, 7(1), 14-22.

Lipu, S. 2010. Analisis Pengaruh Konservasi Hutan Terhadap Larian Permukaan dan Debit Sungai Bulili, Kabupaten Sigi. Media Litbang Sulteng. 3(1): 44-50.

Marwah, S., Hadjar, N &Muhusana. (2020). Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Aren (Arenga pinnata Merr.) di Kawasan Hutan Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Kehutanan Indonesia CELEBICA, 1(1), 22-30.

Michon, G., Mary, F., & Bompard, J. (1986). Multistoried agroforestry garden system in West Sumatra, Indonesia. Agroforestry systems, 4, 315-338.

Puspitojati, T. (2011). Persoalan definisi hutan dan hasil hutan dalam hubungannya dengan pengembangan HHBK melalui hutan tanaman. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 8(3), 210-227.

Putra, A. E. P., & Astuti, W. Y. (2023). Analisis Pendapatan Kerajinan Sapu Ijuk Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Kota Mulya Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten Oku Timur. Jurnal Bakti Agribisnis, 9(01), 27-32.

Satriadi, T., Hamidah, S., & Thamrin, G. A. R. (2022). Buku Ajar Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu. Banjarbaru: CV. Banyubening Cipta Sejahtera.

Silalahi, R. H., Sihombing, B. H., & Sinaga, P. S. (2019). Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Hutan Lindung Raya Humala Kabupaten Simalungun. Jurnal Akar, 1(1), 38-51.

Suryani, C., Zainal, S., & Nurhaida, N. (2019). Pemanfaatan Rotan Dan Bambu Oleh Masyarakat Desa Parit Raja Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Jurnal Hutan Lestari, 7(4).

Syam, W. I., Iskandar, A. M., & Tavita, G. E. (2018). Kearifan Lokal Suku Baduy Dalam Pemanfaatan Madu Sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu Di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Jurnal Hutan Lestari, 8(4), 721-729.

Tang, M., Malik, A., & Hapid, A. (2019). Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Bambu Oleh Masyarakat Terasing (Suku Lauje) Di Desa Anggasan Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli. Jurnal Warta Rimba E-ISSN, 2579, 6287.

Downloads

Published

02-05-2024

How to Cite

Lesmina, F., & Kardiman, R. (2024). Jenis Tumbuhan Hasil Hutan Bukan-Kayu Sebagai Produk Kerajinan Yang Dikomersialisasikan Di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 16406–16417. https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.14732

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check