Negosiasi Islam dalam Budaya Ritual Lengger Banyumas
DOI:
https://doi.org/10.31004/jptam.v7i1.6002Keywords:
Lengger, Identitas Budaya, Identitas Sosial, Ritual, IslamAbstract
Penelitian ini dilakukan didasari pada problematika pro kontra budaya kesenian lengger di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Masalah difokuskan dengan bagaimana pembentukan identitas kelompok penari lengger yang merupakan para lelaki namun menjadi penari dengan dandanan wanita, dalam praktik budaya ritual mereka terdapat unsur Islam di dalamnya. Lengger hadir sebagai pengganti ronggeng pada awal masuknya pengaruh Islam di Banyumas. Untuk tetap menjaga identitas budaya leluhur, di tengah besarnya pengaruh Islam, para penari lengger melakukan negosiasi identitas Islam dalam ritual-ritual yang dijalankan. Identitas tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap tempat dan kondisi yang ada. Itu sebabnya meski pengaruh Islam yang kuat pada masa itu, namun tidak dapat mematikan budaya, sebaliknya budaya juga tidak dapat menolak keberadaan Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan Benwell dan Stokeo yang membahas identitas sebagai hal penentuan diri sendiri, serta Burke dan Stets mengenai identitas yang menentukan peran individu di mana mereka berada. Data didapat dan diolah melalui proses observasi dan wawancara pada beberapa penari lengger pelaku ritual yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Penelitian ini memberikan kesimpulan mengenai bagaimana budaya ritual yang dijalankan para penari lengger di Banyumas berjalan beriringan dengan identitas Islam.
References
Aprian. N, Runtikno Ganjar, Novianty Wiwik. (2022). Fenomena Diskriminasi Gender Pada Penari Lengger Lanang. ACTA DIURNA. 18 (1)
Buhori, “Islam dan Tradisi Lokal di Nusantara (Telaah Kritis terhadap Tradisi Pellet Betteng pada Masyarakat Madura dalam Perspektif Hukum Islam),” al-Maslahah, vol. 13, no. 2, pp. 229–2476, 2017
Dhavamony, M, (1995). Fenomenologi Agama, Yogyakarta Kanisius
Emawati. (2020). Negosiasi Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Islam. Jurnal Andi Djemma. 3 (2)
Hartanto, S. I. (2019). Perspektif Gender pada Lengger Lanang Banyumas. PANTUN, 1 (2)
Isfiyatun. (2017). Negosiasi Tradisi Islam dan Tradisi Lokal dalam Perayaan Nadran di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. YAQZHAN. 3 (2)
Iswah Ardiana, “Neloni, Mitoni, atau Tingkeban (Perpaduan antara Tradisi Jawa dan Ritualitas Masyarakat Muslim),” karsa, vol. 19, no. 1, pp. 239–247, 2011.
Izak. M, Samiyono David. (2020). Negosiasi Identitas Kekristenan dalam Ritual Kampetan di Watu Pinawetengan Minahasa. Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya. 6 (1)
Kiki, M. (2013). Debus Banten: Pergeseran Otentisitas dan Negosiasi Islam-Budaya Lokal. 7 (1)
Karim M. Abdul.Islam Nusantara, cet. Ke-2. Yogayakarta: Gramasurya, 2014.
Keoentjaraningrat, (1991). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2011.
Mahfuri, R., & Bisri, M. H. (2019). Fenomena Cross Gender Pertunjukan Lengger pada Paguyuban Rumah Lengger. Jurnal Seni Tari, 8(1), 1-11
Moleong, L,J. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Gajah Mada University
Nurfadillah. (2019). Kepercayaan Triolog Dengan Agama Islam Pada Bissu Dan Masyarakat Bugis Makassar. 1 (IV)
Priyanto, W.P. (2010). Makna Indhang dalam Kesenian Ebeg dan Lengger di Banyumas. URL: http://eprints.uny.ac.id/3847/1/ Makna_Indhang_artikel.pdf
Ratih Dwi Anjani, Kusnadi. (2021). Social Stigma About LGBT on Didik Nini Thowok’s Dancing Skills in Cross-Gender Dances. Dvances in Social Science, Education and Humanities Research. 552
Thowok, D. N. 2005. Cross Gender Didik Nini Thowok. Malang: Sava Media.
Wahid, Abdurrahman, Pergulatan Negara, Agama, dan Kebudayaan, Jakarta: Desantara, 2001.
Yulia
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2023 Gilang Akbar NoviansahAuthors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).