Pengaruh Layanan Bimbingan Klasikal terhadap Peningkatan Subjective Well-Being pada Siswa

Authors

  • Nur Fauziah Subati Universitas Riau, Indonesia
  • Elni Yakub Universitas Riau, Indonesia
  • Tri Umari Universitas Riau, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.8466

Keywords:

Bimbingan, Klasikal, Subjective Well-Being

Abstract

Proses yang kompleks pada remaja dapat memengaruhi bagaimana seseorang remaja mengavaluasi kehidupannya, yang tentunya berhubungan dengan tingkat subjective well-being mereka. Remaja yang memiliki subjective well-being yang rendah akan selalu merasa kurang puas dengan hidupnya, jarang merasa bahagia, dan lebih sering merasakan emosi yang tidak menyenangkan, seperti marah atau cemas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan klasikal terhadap peningkatan subjective well-being siswa. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Tingkat subjective well-being sebelum diberikan layanan bimbingan klasikal dominan berada di kategori sedang, sedangkan tingkat subjective well-being sesudah diberikan layanan bimbingan klasikal dominan berada pada kategori tinggi. Terdapat peningkatan subjective well-being perindikator, dan indikator yang paling tinggi meningkatnya adalah afektif. Terdapat perbedaan yang signifikan pada subjective well- being siswa sebelum diberikan layanan bimbingan klasikal dan sesudah diberikan layanan bimbingan klasikal. Dan layanan bimbingan klasikal berpengaruh dalam meningkatkan subjective well-being siswa.

 

References

Diener, E., & Biswas-Diener, R. (2002). Findings on Subjective Well-being and their implications on empowerment

Diener, E., Lucas, R. E., & Scollon, C. (2006). Beyond the hedonic treadmill: Revising the adaptation theory of well-being. American Psychologist, 61(4), 305-314.

Diener, Ed., Kahneman., Schwarz. (2003). Personality, culture, and subjective well-being: emotional and cognitvie evaluation of life. Annual Reviews. Vol. 54, 403-426

Diener, Ed., Lucas, Richard. E., & Oihi, Shigero. (2002). Subjective well- being: the science of happiness and life satisfaction. Dalam C.R Snyder & SJ. Lopez (editor). Handbook of Positive Psychology. New York: Oxford University Press

Eid, M., & Larsen, R.J. (2008) The science of subjective well-being. New York: The Guilford Press

Eryilmaz, A. (2011). Satisfaction of Needs and Determining of Life Goals: A Model of Subjective Well-Being for Adolescents in High School. Educational Sciences: Theory and Practice, 11(4), 1757-1764.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan. bandung: pt alfabeta.

Suminar, D. D., & Wahyudi, H. (2022, January). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Subjective Well-Being Siswa SMP Negeri di Kota Tasikmalaya Selama COVD-19. In Bandung Conference Series: Psychology Science (Vol. 2, No. 1, pp. 319-327).

Rulanggi, R., Fahera, J., & Novira, N. (2021). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Subjective Well-Being pada Mahasiswa. In Seminar Nasional Psikologi UM (Vol. 1, No. 1, pp. 406-412).

Rakhmawaty, A., Afiatin, T., & Rini, R. I. S. (2011). Pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap peningkatan subjective well being pada penderita diabetes mellitus. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 3(2), 187- 209.

Khoiriyah, N. M., Agustin, R. W., & Setyanto, A. T. (2016). Pengaruh pelatihan syukur terhadap peningkatan subjective well being pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Wacana, 8(1).

Downloads

Published

30-07-2023

How to Cite

Subati, N. F. ., Yakub, E., & Umari, T. (2023). Pengaruh Layanan Bimbingan Klasikal terhadap Peningkatan Subjective Well-Being pada Siswa . Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 13068–13073. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.8466

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check