Struktur, Fungsi, dan Makna Mantra Penjaga Diri Masyarakat Melayu Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas

Authors

  • Adetia Adetia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singkawang , Indonesia
  • Fitri Fitri Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singkawang , Indonesia
  • Zulfahita Zulfahita Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singkawang , Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.8744

Keywords:

Struktur Mantra, Fungsi Mantra, Makna Mantra, Mantra Penjaga Diri

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan struktur mantra Penjaga Diri masyarakat Melayu Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. 2) Mendeskripsikan fungsi mantra Penjaga Diri masyarakat Melayu Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. 3) Mendeskripsikan makna. 4) Mendeskripsikan implementasi hasil pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari informan dan tokoh masyarakat Desa Parit Baru Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Hasil penelitian menemukan bahwa, data pertama,yaitu struktur pembangun mantra Penjaga Diri yang memuat enam unsur, yaitu unsur judul, unsur pembuka, unsur niat, unsur sugesti, unsur tujuan, dan unsur penutup. Data kedua,yaitu fungsi mantra Penjaga Diri yaitu sebagai penakluk kejahatan, penjaga wibawa, pengisi kekuatan supranatural berupa “yoni” (tuah), penolak kutukan (balak), pemikat asmara, penghubung dalam sesaji, penghantar roh manusia ke dalam arwah, membawa kutukan, berbelenggu roh manusia dan jin, media komunikasi dengan tuhan, penawar racun dan penakluk binatang galak. Data ketiga,mengenai makna mantra Penjaga Diri yaitu menggunakan pendekatan Hermeneutik yaitu memaknai secara keseluruhan dari mantra  penjaga diri di Desa Parit Baru Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Hasil penelitian ini dapat diimplemetasikan pada kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra di sekolah, yaitu pada satuan pendidikan SMP kelas VII pada KD 3.14. Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.4.14. Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.

 

References

Amir, A. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anggoro, Hendi. 2011. Struktur Mantra Primbon Ajimantrawara. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Dewi, Santika. 2014 Mantra Singlar: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi Di Desa Sundamekar, Cisitu, Sumedang. Bandung: Universitas Pendidikan Inonesia.

Emzir, dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta:

Rajawali Pers.

Endraswara, Suwardi, 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Center For Academic Publishing Service.

Downloads

Published

09-08-2023

How to Cite

Adetia, A., Fitri , F. ., & Zulfahita, Z. (2023). Struktur, Fungsi, dan Makna Mantra Penjaga Diri Masyarakat Melayu Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 14832–14837. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.8744

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check