Analisis Lama Hari Rawat Inap Demam Tifoid Anak yang Menggunakan BPJS Kesehatan di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2022
DOI:
https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.9097Keywords:
Rumah Sakit, Rawat Inap, Tipoid AnakAbstract
Paket yang dibayarkan oleh BPJS kesehatan untuk penyakit demam tifoid adalah lama hari perawatan 3x24 jam yang terdiri dari biaya rawat inap, biaya obat-obatan, biaya jasa dokter, dan biaya laboratorium. Bila pasien tifoid di rawat di rumah sakit lebih dari 5 hari maka rumah sakit akan mengalami defisit. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi lama hari rawat inap pasien demam tipoid anak yang menggunakan BPJS kesehatan di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2022. Penelitian dirancang menggunakan dengan pendekatan cross sectional pada 94 responden. Kesehatan lingkungan, asupan gizi, dan personal higiene berhubungan signifikans dengan lama hari rawat lama hari rawat inap demam tipoid anak di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2022. Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang paling mempengaruhi lama hari rawat inap demam tipoid anak di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2022.
References
Addin A. 2009.Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Bandung: PT. Puri Delco.
Algeria. 2008. Demam tifoid dan infeksi Salmonella hhttp://medicastore.com/penyakit/10/demam-tifoid.html. diakses tanggal 3 Maret 2018.
Allosamba. 2004. Health InformationManagement. Phisichian Record
Company Berwin Illionis, USA.
Anonim. 2004. Tifus Abdominalis.Purwokerto (on line), (http://www.majalah-farmacia.com/2008/05/24/ TifusAbdominalis /,diakses 23 April 2018).
Amin MR., Hartoyo E., Marisa D. 2016. Hubungan Status Gizi Dengan Lama Hari Rawat Inap Pasien Anak Diare Akut. Jurnal Berkala Kedokteran. Vol 12,No 2 September 2016:143-152.
Anandi IR, dkk. 2008. Hubungan Asupan Makanan di Rumah Sakit dengan Perubahan Status Gizi Pasien AnakPenderita Demam Tifoid di Rumah Sakit. Artikel Penelitian. Universitas Diponegoro Semarang.
Armelia, Hayati. 2011. Evaluasi Kepatuhan Berobat Pasien. (Online) (lontar.ui.ac.id/file? =digital/20205393-S121-, diakses pada 11 April 2018).
Balitbangkes. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Provinsi JawaTengah tahun 2007.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Bambang Wasito Tjipto, dkk, 2009, Kajian Faktor Pengaruh Terhadap Penyakit Demam Tifoid pada Balita Indonesia, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 12 No. 4 Oktober 2009: 313–340.
Depkes RI. 2006.Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan,Jakarta.
Dermawan Deden dan Tutik Rahayuningsih, 2010, Keperawatan Dikal Bedah(Sistem Pencernaan), Goyen Publishing, Yogyakarta.
Hadinogoro SRS., Soedarmo SSP. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis (Edisi Ke-1). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 367-75.
Hasnawati, Asdar, Mahyudin. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Lama Hari Rawat Pasien Demam Tifoid Di Ruang Rawat Inap RSUD Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 5. No 5 Tahun 2014.
Herliana, Husin VA.,Nilapsari R. 2015. Hubungan Antara Faktor Risiko Dengan Kejadian Demam Tifoid Pada Pasien Yang Dirawat Di Rumah Sakit Al Islam Bandung Periode Februari-Juni 2015. Prosiding Pendidikan Dokter. ISSN. 2460-657x.1048-1056.
Hussar, DA. 2008. Patient Compliance, in Remington: The Science and Practice of Pharmacy (1796-1807),Volume II, USA: The Philadelphia Collage of Pharmacy and Science.
Ismail Sofyan dan SudigdoSastroasmoro. 2006.Dasar-Dasar MetodologiPenelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto.
JamesChin. 2006.Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: C.V Info Medika.
Kemenkes. 2010.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kepmenkes RI No. 364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pengendalian DemamTifoid, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Kliegman RM., Marcdante KL., and Behrman RE. 2007. Nelson Essentials of Pediatric 5th ed. Philadelphia: Elsivier Saunders.
Lubis R. 2008. Faktor Resiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Penderita Yang Dirawat di RSUD DR.Soetomo Surabaya. Tesis. Surabaya.
Musnelina L.,Afdhal A.F.,Gani A.,Andayani. 2004. Analsis Efektivitas Biaya Pengobatan Demam Tifoid Anak Menggunakan Kloramfenikol dan Seftriakson Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002. Makara,Kesehatan Vol 8 NO 2 Desember 2004: 59-64.
Nadyah, F. 2014. Hubungan Faktor-faktor Yang Memengaruhi Insidens Penyakit Demam Tifoid Di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kaupaten Gowa Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. Vol VII No 1/2014.
Nafiah F., Khoiriyah R., Munir M. 2017. . Diagnosa Demam Tifoid Disertai Kondisi Kadar Leukosit Pasien Di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto. Klorofil Vol 1 No 1 2017:1-4.
Nasarudin. 2007. Penyakit Infeksi di Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga.
Nugroho, 2011, Asuhan Keperawatan Maternitas Anak Bedah Penyakit Dalam,Nuha Medika, Yogyakarta.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
MariyatiSukarni. 2009.Kesehatan Keluarga dan Lingkungan.Yogyakarta: Kanisius.
Prasetyo. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rampengan. 2008.Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC, Jakarta.
Rifai, M.A., Sudarso, Anjar. 2011. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Terhadap Pasien Anak Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto Tahun 2009. Pharmacy, Vol 08.No 1 April 2011.
Rochman.,2012. Awas Gejala DemamTyphoid Di Musim Kemarau (online www. Demam Typhoid.com, Diakses 10 April 2018.
Rustam. 2010. Hubungan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Demam Tifoid Pada Pasien Rawat Inap di RSUD Salewangan Maros. Naskah Publikasi. Surabaya: Airlangga.
Rumaningrum G., Anggraheny H D., Putri T P., 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid Pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang. Naskah Publikasi.Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu : Jakarta.
Seran ER.,Palandeng H., Kallo V. 2015. Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Tumaratos. Ejournal Keperawatan (e.Kp) Vol 3 No 2 Mei 2015.
Soedarmo. 2010.Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto.
Soetjiningsih. 2011. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta
Sulistya. 2006.Epidemiologi Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suratundan Lusianah. 2010.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan SistemGastrointestinal. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Sutanto. 2010. Dasar Statistika. Depok: Universitas Indonesia.
Syamsiah, 2012. Petunjuk Modern Kesehatan Keluarga. Panji Pustaka : Yogyakarta.
Umah A.K. Wirjatmadi B. 2014. Asupan Protein, Lemak, Karbohidrat dan Lama Hari Rawat Pasien Demam Tifoid Di RSUD Dr.Moh.Soewandhie Surabaya. Jurnal Widya Medika Surabaya. Vol 2 No 2 Oktober 2014.
Verawaty, D. 2009. Pelayanan Konseling Akan Meningkatkan Kepatuhan Pasien Pada Terapi Obat. (Online) (http://jakartabahagia.blogspot.com/2009/11/.html, di akses pada 11 April 2018).
Welong Seftian S., Ratang BT.,Bernadus, J. 2016. Analisis Faktor Risiko Kejaian Demam Tifoid Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Advent Manado Tahun 2016. Naskah Publikasi. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Wintari Sri. 2010. Makanan Fungsional. Surabaya: Graha Imlu Medika.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi Penulara Pencegahan & Pemberantasanya. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
ZulkoniAkhsin. 2010.Parasitologi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2023 Niko Hutama ManaluAuthors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).