Tinjauan Hukum Ekonomi Syari’ah terhadap Praktik Akad Wadi’ah Yad Dhamanah (Studi Kasus Di KSPPS BTM Bimu Ambarawa)

Abstract

Dalam Perbankan Syari’ah, produk simpanan yang diperbolehkan sesuai Fatwa Dewan Pengawas Syari’ah Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan untuk dapat dipraktikan oleh Lembaga Keuangan Syari’ah adalah Mudharabah dan Wadi’ah. Pada umumnya praktik akad wadi’ah yang dilaksanakan oleh koperasi seperti BTM BiMU Ambarawa adalah akad wadi’ah yad dhamanah, dimana sistem akad ini harta yang dititipkan oleh seorang anggota koperasi diperbolehkan untuk dikelola serta diambil manfaatnya untuk kepentingan operasional koperasi tersebut dengan cara dialokasikan kepada anggota yang akan melakukan peminjaman. Apabila penitip tersebut akan mengambil harta titipannya maka pihak koperasi diharuskan mengambalikan sesuai waktu yang telah disepakati bersama. Kenyataan yang terjadi dalam operasional maupun pengelolaan dana wadi’ah tersebut telah terjadi sebuah perubahan akad dari konsep titipan yang memiliki hak manfaat menjadi titipan murni. Dengan demikian, apakah praktik tersebut apabila tetap dilaksanakan diperbolehkan dalam Islam dan membawa kemaslahatan atau tidak, tentunya yang menjadi tujuan utama tercapainya kemaslahatan bersama. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mealakukan penelitian secara khusus terhadap fenomena yang terjadi. Kajian ini merupakan penelitian lapangan feild research dengan populasi dan sampelnya adalah pegawai dan anggota KSPPS BTM BiMU Ambarawa yang melakukan transaksi akad wadi’ah, maka dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan pendekatan normatif yaitu dengan menggambarkan secara menyeluruh bagaimana mekanisme peralihan akad wadi’ah yad dhamanah ke akad wadi’ah yad amanah. Penulisan skripsi ini peneliti menggunakan dalil-dalil normatif yaitu berdasarkan dengan Al Quran, Hadits, Kaidah fiqh serta dalil-dalil pendukung lain yang kemudian hasilnya dapat diperoleh secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa praktik perubahan akad wadi’ah yang dilakukan di KSPPS BTM BiMU Ambarawa diperbolehkan dalam pandangan Islam mengingat praktik perubahan akad tersebut dikarenakan hal yang darurat. Perubahan akad wadi’ah tersebut dilakukan atas dasar kerelaan dan keridhaan kedua belah pihak. Asalkan dapat membawa kemaslahatan kepada pihak BTM BiMU Ambarawa dan anggota. Dengan penerapam perubahan akad wadi’ah ini terdapat keuntungan diantara keduanya, diantaranya pihak BTM BiMU Ambarawa tidak perlu khawatir akan bertambahnya daftar antrian pengambilan uang simpanan anggota. Dan pihak anggota dapat mengambil uang simpanan pada saat ia membutuhkan.