Edutourism Museum Subak Tabanan sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Wisata Minat Khusus bagi Wisatawan

Authors

  • Komang Shanty Muni Parwati Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional, Indonesia
  • I Gusti Made Riko Hendrajana Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional, Indonesia
  • Retno Juwita Sari Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional, Indonesia
  • Firlie Lanovia Amir Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.11803

Keywords:

Museum Subak Tabanan, Edutourism, Potensi, Strategi, Keberlanjutan

Abstract

Dalam dekade terakhir museum Subak Tabanan tidak menjadi pilihan utama pengunjung untuk berwisata, meski lokasinya berada di tengah kota Tabanan. Sebagai salah satu museum daerah yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten, keberadaan museum ini menjadi petunjuk eksistensi sebuah wilayah yang dikenal sebagai lumbung beras puau dewata. Museum ini memiliki koleksi berbagai alat-alat pertanian yang dipamerkan dan disimpan. Akan tetapi eksistensinya di kalangan wisatawan mengalami penurunan yang signifikan. Pelajar yang menjadi salah satu pendukung edutourism, menjadi salah satu sasaran pengunjung yang harus difasilitasi, agar meseum ini berfungsi dengan baik dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi Museum Subak Tabanan dan merumuskan strategi guna meningkatkan daya tariknya sebagai destinasi Edutourism. Melalui metode analisis SWOT, temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa museum ini memiliki potensi pengembangan yang signifikan, termasuk penataan koleksi, visual dan penambahan keterangan penunjang yang estetik dari miniature yang ditampilkan, dan cuplikan singkat dokumenter film pendukung audio visual menjadi beberapa opsi perbaikan.

References

Arif, Muhamad dan Syam, Alexander. 2017. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Sumedang di Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. Pesisir Selatan.

Bali Glory.2016. Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali.di http://www.id.baliglory.com/2016/04/subak-museum-bali.html (diakses 27 Nov.2020).

Direktorat Museum. 2008. Pedoman Museum Indonesia. Direktorat Museum, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Direktorat Museum. 2009. Ayo Kita Mengenal Museum. Jakarta: Departemen BUDPAR. Durovic, M., Lovrentjev, S. 2014. Indicators of Sustainability in Cultural Tourism. Multidisciplinary Journal of Macro Trends.

Ismagilova, G., Safiullin, L., Gafurof, I. 2015. Using Historical Heritage as a Factor in Tourism Development. Procidia-Social and Behavioral Sciences.

KBBI. 2021. Pengertian Budaya. https://kbbi.web.id/budaya (diakses 28 Agustus 2023).

KBBI. 2021. Pengertian Museum. https://kbbi.web.id/museum (diakses 24 Agustus 2023).

Keputusan Bupati Kepala Daerah Tk II Tabanan Nomor 470 Tahun 1998 tentang Penetapan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Daerah Tk II Tabanan.

Meyers, Koen. 2009. Pengertian Pariwisata. Jakarta: Unesco Office. Mulyadi, A.J.2009.Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo.

Peraturan Pemerintah, No 19. 1995. Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum. Jakarta.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang kepariwisataan budaya Bali.

Pradita, Hana. 2019. Strategi Pengembangan Museum Benteng Vredburg Yogyakarta sebagai Media Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Rangkuti, Freddy. 2004, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia.

Sugima, A Gima. 2011. Ecotorism: Pengembangan Pariwisata Berbasis Konversi Alam. Bandung: Guardaya Intimarta.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Wijaya, Indra, Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru

Referensi: Conte, A., Grunhagen, M., & Prebensen, N. (2018). Tourist motivations: An appraisal. In Tourist Experience and Fulfilment (pp. 3-16). Channel View Publications.

Yoon, Y., & Uysal, M. (2005). An examination of the effects of motivation and satisfaction on destination loyalty: a structural model. Tourism Management, 26(1), 45-56.

Wang, D., & Fesenmaier, D. R. (2003). Assessing destination competitiveness: An application to the US ski resort industry. Tourism Management, 24(4), 367-377.

Getz, D. (2018). Event studies: Theory, research, and policy for planned events. Routledge.

Kim, W. G., Park, J., & Jeong, M. (2017). The effects of perceived authenticity, perception of community support, and prior experience on revisit intention in cultural heritage tourism. Sustainability, 9(4), 647.

Poria, Y., Butler, R., & Airey, D. (2003). Tourist perceptions of the environmental impacts of tourism in Australian destinations: A postmodern perspective. Journal of Tourism Studies, 14(2), 45-56.

Dredge, D., & Jamal, T. (2015). Progress in tourism management: From the geography of tourism to geographies of tourism–A review. Tourism Management, 50, 57-73.

Downloads

Published

22-12-2023

How to Cite

Parwati, K. S. M., Hendrajana, I. G. M. R., Sari, R. J., & Amir, F. L. (2023). Edutourism Museum Subak Tabanan sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Wisata Minat Khusus bagi Wisatawan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 29849–29857. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.11803

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check