Analisis Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan YASPIA Jakarta

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bias gender yang terdapat dalam buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk siswa kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan YASPIA Jakarta. Bias gender dalam buku teks bertujuan untuk meninjau sejauh mana buku teks tersebut mengandung bias gender dan bentuk ketidakadilan apa saja yang terdapat dalam buku tersebut. Oleh karena hal tersebut dapat menimbulkan praktik ketidakadilan gender, karena buku memiliki peran penting dalam membentuk persepsi dan pemahaman siswanya, sehingga bisa berdampak pada stereotip gender, ketidakadilan perlakuan, tidak adil melibatkan representasi yang tidak seimbang dan ketidaksetaraan dalam narasi. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, acuan data dari referensi jurnal dan buku yang relevan dengan penelitian. Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan YASPIA Jakarta menjadi objek dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis dokumen untuk mengidentifikasi representasi gender dalam teks, gambar, dan aktivitas yang terkandung dalam buku teks tersebut.  Hasil riset menunjukkan masih banyak terdapat bias gender dengan berbagai bentuk pada buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan YASPIA Jakarta, seperti ditandai dengan pelabelan yang menggambarkan kelemahan gender tertentu dan kekuatan gender tertentu dalam suatu kalimat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atensi untuk segera lebih responsif terhadap gender sehingga adil dalam merepresentasikan gender mengingat bias gender banyak tercermin dalam buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Implikasi dari temuan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kurikulum dan materi pembelajaran dengan memastikan bahwa materi yang diajarkan mencerminkan keadilan gender dan menghindari stereotip yang merugikan baik bagi siswa maupun siswi. Kemudian bisa meredam sebab terjadinya kekerasan dan diskriminasi yang dilakukan.