Makna Teks Ende Bue Bue Papodom Anak pada Masyarakat Mandailing di Kabupaten Tapanuli Selatan

Authors

  • Widiarso Pria Hasoloan Manalu Universitas Sumatera Utara, Indonesia
  • Fadlin Fadlin Universitas Sumatera Utara, Indonesia
  • Vanesia Amelia Sebayang Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Keywords:

Musik, Ende, Tapanuli Selatan, Mandailing, Folklor

Abstract

Ende Bue-bue Papodong Anak, nyanyian pengantar tidur khas Mandailing, bukan sekadar alunan merdu. Di balik melodinya yang menenangkan, terukir makna mendalam tentang kasih sayang, harapan, dan nilai-nilai luhur budaya Mandailing. Makalah ini mengupas makna teks Ende Bue dalam konteks masyarakat Mandailing di Kabupaten Tapanuli Selatan. Kajian ini menemukan bahwa Ende Bue-bue Papodong Anak merupakan perwujudan kasih sayang orang tua kepada anak. Liriknya sarat doa dan harapan untuk masa depan sang buah hati, diiringi nilai-nilai budaya seperti gotong royong, saling menghormati, dan pantang menyerah. Tradisi ini tak hanya sebagai media pengantar tidur, tetapi juga media hiburan, ekspresi emosional, dan pelestarian budaya. Upaya pelestarian Ende Bue perlu dilakukan melalui penanaman tradisi kepada anak sejak dini, dokumentasi, dan penyelenggaraan festival. Ende Bue-bue Papodong Anak adalah kekayaan budaya yang perlu dijaga, bukan hanya sebagai penutur mimpi indah bagi anak Mandailing, tetapi juga sebagai penjaga identitas dan karakter masyarakatnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitis, yaitu menguraikan apa adanya dan menjelaskan secara mendalam mengenai bue-bue papodom anak dari sisi makna teks dan keberlanjutannya. Berdasarkan pendapat Nettl diatas, maka dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa tahapan kerja yang terdiri dari studi kepustakaan, kerja lapangan, wawancara, pengamatan terlibat, perekaman, dan studi laboratorium. Berdasarkan dari hasil penelitian, bue-bue papodom anak adalah salah satu unsur yang digunakan pada saat melakukan tradisi papodom anak atau menidurkan anak. Papodom anak merupakan tradisi menidurkan anak dari Suku Mandailing yang telah berkembang sebelum masuknya teknologi di Tapanuli Selatan. Dalam pelaksanaan Tradisi papodom anak pada masyarakat Mandailing di Tapanuli Selatan dilakukan baik itu laki laki maupun perempuan yang sudah memiliki anak. Properti atau bahan yang dilakukan pada masa itu yaitu bue dari kain panjang. Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap makna bue – bue papodom anak pada masyarakat Mandailing di Tapanuli Selatan, penulis berpendapat bahwa kegiatan tradisi bue – bue papodom anak masih terus berlanjut. Tetapi kedua lagu Bue – bue papodom anak yang dibawakan oleh Bapak Bahraini Lubis dan Ibu Jentina Br. Silitonga versi tradisi sudah tidak banyak ditemukan lagi atau sudah hilang dengan digantikan Bue-bue papodom anak versi yang sudah ada penciptanya yaitu ciptaan Alm. M. Nasir Rambe dan bue – bue Papodom anak ciptaan A. Nazari Nasution.

 

Downloads

Published

21-07-2024

How to Cite

Manalu, W. P. H., Fadlin, F., & Sebayang, V. A. (2024). Makna Teks Ende Bue Bue Papodom Anak pada Masyarakat Mandailing di Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(2), 30680–30691. Retrieved from http://jptam.org/index.php/jptam/article/view/17950

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check