Perbandingan Pemaknaan Penonton Gen Z tentang Popularitas Drama Korea dan Sinetron Indonesia (Studi Deskriptif Kualitatif di Lingkungan Jakarta)

Abstract

Drama Korea dan Sinetron Indonesia adalah dua jenis drama yang diminati penonton Indonesia saat ini. Drama Korea menjadi drama yang popularitasnya sangat tinggi. Popularitas drama Korea telah menarik banyak penggemar, boyband dan girlband Korea dan dengan banyaknya penggemar di Indonesia. Di sisi lain, Sinetron Indonesia juga memiliki sinetron yang sangat menarik namun minat pada penonton drama Indonesia (sinetron) terbilang lebih sedikit dibanding penonton drama Korea karena drama Indonesia (sinetron) masih belum menarik dalam segi budaya, fashion, makanan, dan dalam segi penampilan gambar pada sinetron. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pemaknaan penonton Gen Z tentang popularitas drama Korea dan sinetron Indonesia pada penonton Gen Z di lingkungan Jakarta. Teori yang digunakan adalah teori kultivasi oleh Gerbner dan Gross dengan adanya penonton ringan dan berat serta konsep dari pemaknaan dan popularitas menurut Polkinghorne. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui Focus Group Discussion (FGD) karena dengan banyaknya kesibukan dari para narasumber sehingga mencari data diadain secara FGD di Gmeet serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa drama Korea lebih diminati karena kualitas produksi, alur cerita yang menarik, dan pesan moral yang relevan. Sebaliknya, sinetron Indonesia meskipun memiliki daya tarik pada nilai budaya dan emosional, tetapi sering dikritik karena ceritanya yang mudah di tebak kualitas dari pengambilan gambar tidak bagus dan kurang. Kesimpulannya, penonton Gen Z lebih cenderung memaknai drama Korea secara positif karena lebih sesuai dengan preferensi dan ekspektasi mereka terhadap tontonan yang sudah mereka tonton.