TRADISI UPACARA SELAMATAN KEMATIAN DI KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Authors

  • Kaminus Kaminus Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, Indonesia, Indonesia
  • Firman Firman Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, Indonesia, Indonesia
  • Rusdinal Rusdinal Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v3i3.392

Keywords:

Tradisi, upacara selamatan kematian

Abstract

Tradisi merupakan hasil karya dari masyarakat yang sekaligus hukum tidak tertulis, dimana hukum tidak tertulis ini dijadikan patokan norma dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar. Tradisi upacara selamatan kematian di Kambang Utara Kecamatan Lengayang ini merupakan salah satu diantara bagian dari hukum tidak tertulis yang harus diselenggarakan bagi keluarga yang ditinggal (masih hidup). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana tradisi upacara selamatan kematian di Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif, informan dari penelitian ini adalah  tokoh masyarakat, serta masyarakat yang ada di Kambang Utara, masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan tradisi upacara selamatan kematian di Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan ini merupakan warisan dari tradisi dari jauh sebelum masuknya islam  (tradisi hindu, buda). Meskipun sekarang sudah menganut ajaran Islam, akan tetapi dalam pelaksanaan dan bahan yang digunakan (bakar kemenyan) merupakan bagian dari tradisi hindu buda, Upacara selatan kematian ini diselenggarakan pada siang Hari, dan dalam proses pelaksanaannya terlebih dahulu dilakukan pemabakaran kemenyan, dan dilanjutkan dengan masyarakat disana menyebutnya dengan sebutan atik-atik atau tahlillan, adapun bacaannya yaitu la illaha Illalloh, yang dibaca secarah bersama-sama. Serta dilanjutkan dengan bacaan doa, dan dilanjutkan dengan makan-makan bersama.

References

Al Asyqra. 2005. Al-Yaum Al-Akhir, Al-Qiymah Ash-Shuhra, Wa a’lamat Al- Qiyamah Al-Qubra, Kiamat Sughra: Misteri Dibalik Kematian, Terj. Abdul Majid Alimin. solo: era intermedia.
Hartono, Ahmad Jaiz. 2007. Tariqat, Tasawuf, Tahlilan, Dan Maulidan. surakarta: wacana ilmiah press.
Karim, Abdul. 2017. “Makna Ritual Kematian Dalam Tradisi Islam Jawa.” Sabda?: Jurnal Kajian Kebudayaan 12(2):161.
Munawwir. n.d. Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia. yogyakarta: pndok pesantren al munawir krapyak.
Rajo, Penghulu. 1992. Orang Cerdik Pandai Minangkabau. Padang: universitas bung hatta dan lembaga kerapatan adat minangkabau.
Syamsuddin, Helius. 2005. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: pt gramedia.
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologo Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: bumi aksara.

Downloads

Published

03-12-2019

How to Cite

Kaminus, K., Firman, F., & Rusdinal, R. (2019). TRADISI UPACARA SELAMATAN KEMATIAN DI KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1500–1505. https://doi.org/10.31004/jptam.v3i3.392

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check