Film Gundala (2019) sebagai Bentuk Perlawanan Hegemoni Hollywood Di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.31004/jptam.v6i2.4012Keywords:
Soft Power, Hegemoni, Counter HegemonyAbstract
Hegemoni perfilman Hollywood di Indonesia terlihat secara nyata dan dapat diyakini bahwa film sebagai bentuk soft power yang rentan dengan berbagai kepentingan, salah satunya kepentingan politik. Genre super hero merupakan kesuksesan penyebaran kepentingan politik Amerika ke seluruh belahan dunia, termasuk ke Indonesia. Di tengah kekosongan film Indonesia bergenre super hero, tahun 2019 hadir film Gundala sebagai bentuk resistensi atau gerakan counter hegemony. Berbekal teori Hegemoni Antonio Gramsci dengan memfokuskan pada counter Hegemony, peneliti membedah film Gundala dan perfilman Indonesia sebagai gerakan counter hegemony. Paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif menjadi dasar penelitian ini sehingga berhasil menghasilkan temuan bahwa adanya krisis hegemoni [ada perfilman Hollywood berupa masyarakat Indonesia saat ini lebih menyukai menonton film lokal Indonesia, adanya perubahan naskah skrip asli oleh pihak rumah produksi ataupun sutradara Hollywood, serta menangnya film Parasite dalam Oscar, masyarakat mulai mempercayai kualitas perfilman Indonesia, namun masih ada kendala berupa Undang-Undang Perfilman tidak dijalankan dengan baik. Pada sisi yang lain, bentuk resistensi juga berupa telah terjadinya sinergitas yang baik antara pemerintah dan sineas, pemerintah membantu sineas dalam memproduksi film, namun peneliti juga mendapatkan bahwa sumber daya manusia perfilman di Indonesia masih kurang, pajak film Indonesia masih tinggi serta sistem penyelenggaraan FFI (Festival Film Indonesia) yang kurang baik.
References
Aditia, A. (2019, Desember 19). Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra FFI 2019. Diperoleh pada 17 April, 2020, dari: kompas.com: https://www.kompas.com/hype/read/2019/12/09/083200866/daftar-lengkap-pemenang-piala-citra-ffi-2019?page=all
Aquira, V. (2019, September 21). Pengumuman Proyek Film yang Mendapatkan Bantuan Investor di Penutupan Akatara 2019. Diperoleh pada 17 April 2020, dari: bekraf.go.id: https://www.bekraf.go.id/berita/page/8/pengumuman-proyek-film-yang-mendapatkan-bantuan-investor-di-penutupan-akatara-2019
Azasya, S. (2019, Juli 26). [Infografis] Minat Penonton Terhadap Film Indonesia, Banyak Gak Sih? Diperoleh pada 4 April 2020,
dari: idntimes.com: https://www.idntimes.com/hype/entertainment/stella/infografis-minat-penonton-terhadap-film-indonesia/full
BEKRAF. (2019). Pemandangan Umum Industri Perfilman Indonesia. Diperoleh pada 8 April 2020, dari: bekraf.go.id: file:///C:/Users/Novita/Downloads/1910963-analisis-data-kajian-pemandangan-umum-industri-film-2019.pdf
Dian, A. (2017). Jadul Hingga Paling Baru, 5 Film Superhero Indonesia Ini Bikin Marvel dan DC Seolah Biasa-Biasa Saja. Retrieved oktober 08, 2019, from boombastis.com: https://www.boombastis.com/film-superhero-indonesia/109651
Fauziyah, S., & Nasionalita, K. (2018). Counter Hegemoni Atas Otoritas Agama Pada Film (Analisis Wacana Kritis Fairclough Pada Film Sang Pencerah. Informasi: Kajian Ilmu Komunikas, 81,83,84,86.
Film Indonesia. (2020). Data Penonton. Retrieved oktober 16, 2019, from filmindonesia.or.id: http://filmindonesia.or.id/movie/viewer#.XabSYHduLIV
Firdaus, A. S. (2019, Oktober 29). Apa Itu Chess Rush? Diperoleh pada 10 Mei 2020, dari: esportnesia.com: https://esportsnesia.com/game/chess-rush/apa-itu-chess-rush/
Ikhsano, A. (2020). Melawan Hegemoni Perfilman Hollywood. Tanggerang: Indigo Media.
Ikhsano, A., & Stellarosa, Y. (2015). The Resistance of Hollywood Movie Hegemony in Indonesia:. TIIKM Journal of Film, Media and Communication, 14.
Ikhsano, A., & Stellarosa, Y. (2020). Restrictions on Some Western Songs: a Counter
Hegemony Effort by the West Java Regional Indonesian Broadcasting Commission. Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Vol. 5 (2), 2020
Indra, P. A. (2016, November 18). Oscar untuk Jackie Chan, Oscar untuk Asia. Diperoleh pada 27 April 2020, dari: tirto.id: https://tirto.id/oscar-untuk-jackie-chan-oscar-untuk-asia-b5gh
Kasih, J. (2018, Desember 26). Dari Marvel hingga DC, Ini Film-Film Superhero Terlaris 2018. Retrieved oktober 16, 2019, from Gramedia Blog: https://www.gramedia.com/blog/kaleidoskop-film-superhero-terlaris-tayang-2018/#gref
Kasih, J. (2019, januari 19). Dari Marvel hingga DC, Ini Para Superhero yang Akan Beraksi di Tahun 2019. Retrieved oktober 16, 2019, from Gramedia Blog: https://www.gramedia.com/blog/daftar-film-superhero-tayang-2019-dari-marvel-hingga-dc-comic/#gref
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018, Maret 2). Kemendikbud Fasilitasi Tiga Jenis Bantuan Perfilman. Diperoleh pada 17 April 2020, dari: kemendikbud.go.id: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/03/kemendikbud-fasilitasi-tiga-jenis-bantuan-perfilman
Kementrian Hukum dan Ham RI. (2009, oktober 8). Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman. Retrieved oktober 09, 2019, dari: http://ditjenpp.kemenkumham.go.id: http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2009/uu33-2009pjl.pdf
Lambie, R. (2015, Juni 18). 8 Big Movies Whose Scripts Dramatically Changed. Diperoleh pada 24 April 2020, dari: denofgeek.com: https://www.denofgeek.com/movies/8-big-movies-whose-scripts-dramatically-changed/
Maisuwong, W. (2012). The Promotion of American Culture through Hollywood Movies to the World. International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT), 2-3.
Ming, C. (2018, Mei 24). China’s box office recently beat the US, and is now on the cusp of a ‘new growth cycle’. Diperoleh pada 27 April 2020,
dari: cnbc.com: https://www.cnbc.com/2018/05/24/china-beats-us-box-office-in-q1-and-is-entering-new-growth-cycle-hsbc.html
Pasaribu, A. J. (2015, November 10). SMRC Survei Penonton Film, Oktober 2015. Diperoleh pada 8 April 2020, dari: slideshare.net: https://www.slideshare.net/AdrianJonathanPasari/smrc-survei-penonton-film-oktober-2015
Patria, N., & Arief, A. (1999). Konsep Hegemoni Gramsci. In N. Patria, & A. Arief, Antonio Gramsci: Negara & Hegemoni (p. 115). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prayitno, N. A. (2019, agustus 02). 13 Film Indonesia yang Rilis Agustus 2019. Retrieved oktober 09, 2019, from popbela.com: https://www.popbela.com/career/inspiration/niken-ari/film-indonesia-agustus/full
Prabowo, P. (2019, November 27). BEKRAF Ingin Pajak Film Diturunkan Menjadi 10 Persen. Diperoleh pada 20 April 2020,
dari: indonesiainside.id: https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/11/27/bekraf-ingin-pajak-film-diturunkan-menjadi-10-persen
Ratnasari, Y. (2017, Oktober 25). Panitia FFI 2017 Dinilai Kurang Transparan Pilih Film "Posesif". Diperoleh pada 20 April 2020, dari: tirto.id: https://tirto.id/panitia-ffi-2017-dinilai-kurang-transparan-pilih-film-posesif-cy1i
Rakhmawati, Y. (2016), Hibriditas New Media dan Homogenisasi Budaya, Jurnal
Komunikasi Univeristas Trunojoyo Madura Vol 10, No. 2
Rea. (2019, Agustus 28). Sinopsis 'Gundala', Patriot Pertama dari Jagat BumiLangit. Retrieved Oktober 8, 2019, from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190828080610-220-425265/sinopsis-gundala-patriot-pertama-dari-jagat-bumilangit
Sari, F. (2018, Maret 24). Pajak daerah bikin harga tiket bioskop mahal. Diperoleh pada 20 April 2020, dari: industri.kontan.co.id: https://industri.kontan.co.id/news/pajak-daerah-bikin-harga-tiket-bioskop-mahal
Sejati, L. S. (2015, april 23). Masih Ingat Dengan 10 Superhero Asli Indonesia ini? Retrieved oktober 08, 2019, from tokopedia.com: https://www.tokopedia.com/blog/masih-ingat-dengan-10-superhero-asli-indonesia-ini/
Wahid, U. (2014). Counter Hegemoni Antonio Gramsci sebagai Kekuatan Masyarakat Sipil. In M. Dr. Umaimah Wahid, Risalah Politik Perempuan: Media Massa dan Gerakan Counter Hegemony (pp. 53,54). Banten: Empat Pena Publishing.
Wirastama, P. (2018, Maret 30). Robert Ronny Keluhkan Aneka Pajak Perfilman dan Ajak Sineas Introspeksi. Diperoleh pada 20 April 2020, dari: medcom.id: https://www.medcom.id/hiburan/film/MkMnE5VK-robert-ronny-keluhkan-aneka-pajak-perfilman-dan-ajak-sineas-introspeksi
Yunelia, I. (2019, Maret 29). Perkembangan Perfilman Indonesia Kian Menjanjikan. Diperoleh pada 17 April 2020, dari: medcom.id: https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/8N0M115b-perkembangan-perfilman-indonesia-kian-menjanjikan
Zuhriyah, D. A. (2019, Maret 19). Pemerintah dan Sineas Harus Bersinergi Demi Perfilman Nasional. Diperoleh pada 17 April 17, 2020,
dari: ekonomi.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20190319/12/901422/pemerintah-dan-sineas-harus-bersinergi-demi-perfilman-nasional
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2022 Novita Sari, Rika Astimi Efendi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).