Karakteristik Sifat Organoleptik dan Nilai Gizi pada Biskuit Tepung Ikan Teri (Stolephorus SPP.) dan Isolat Protein Kedelai

Authors

  • Diah Ratnasari Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, Indonesia, Indonesia
  • Yuniarti Dewi Rahmawati Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v6i2.4104

Keywords:

Biskuit, Tepung Ikan Teri, Isolat Protein Kedelai

Abstract

Salah satu potensi perikanan laut di Indonesia adalah ikan teri nasi (Stolephorus Spp.). Salah satu jenis makanan yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia dari anak kecil hingga orang dewasa yaitu biskuit. Biskuit merupakan produk makanan kering yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu dengan substitusinya, minyak atau lemak dan dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proporsi tepung ikan teri nasi (Stolephorus spp.) dan isolat protein kedelai yang tepat dalam pembuatan biskuit terhadap  karakteristik  organoleptik  biskuit  yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan satu faktor yang dicoba yaitu proporsi tepung ikan teri dan isolat protein kedelai yang terdiri dari 5 taraf, yaitu: P1 = 100% : 0%; P2 = 80% : 20%; P3 = 60% : 40%; P4 = 40% : 60%; P5 =20% : 80%.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. dengan 3 kali pengulangan. Berdasarkan  hasil  penelitian,   terdapat pengaruh proporsi tepung ikan teri dengan isolat protein kedelai terhadap warna,rasa, aroma dan tektur. Uji organoleptik pada warna diperoleh nilai tertinggi 3,60 dengan warna coklat terang pada perlakuan P5, nilai rasa tertinggi 3,72 dengan rasa enak pada perlakuan P1, nilai tekstur diperoleh 3,40 dengan tekstur sangat renyah pada perlakuan P1 dan aroma diperoleh 3,56 dengan aroma wangi biskuit pada perlakuan P1 dan pada pembuatan biskuit berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar karbohidrat, lemak, dan abu abu

References

Annonymousa 2011. Konsumsi Ikan Masih Rendah.Kementerian Kelautan dan Perikanan. http://www.kkp.go.id/index. php/arsip/c/6299/konsumsi-ikan-masih-rendah. Diakses tanggal 10 Maret 2012

Astuti, R. T. 2014. Pengaruh penamabahan isolat protein kedelai terhadap karakteristik bakso dari surimi ikan swagi(Priacanthus tayenus). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3(3):47-54.

Dahlan MS. (2001). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi3. Jakarta: Salemba Medica.

Endasari, R., & Nugraheni, D. (2012). Pengaruhberbagai cara pengolahan sari kedelai terhadappenerimaan organoleptik. artikel dipresentasikanpada Seminar Nasional Optimalisasi Pekarangan,Semarang. Diakses dari jateng.litbang.pertanian.go.id/ind/maged/artikel/publikasipenelitianpenyuluh/2012/hal%20468-475%20r.endrasari%20-%20div.pdf.

Eka? tri, R. & Isworo, R. (2014). Pemanfaatankacang-kacangan sebagai bahan baku sumberprotein untuk pangan darurat. PANGAN, 23(2),134–145. Diakses dari jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/57/52.Direktorat Komposisi Bahan Makanan. (1981).Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta:Departemen Kesehatan.

Fiani, M., & Japarianto, E. (2012). Analisapengaruh food quality dan brand image terhadapkeputusan pembelian roti kecil toko roti Ganepisdi Kota Solo. Jurnal Manajemen Pemasaran,1(1):1–6.

Mayasari, R. (2015). Kajian karakteristikbiskuit yang dipengaruhi perbandingantepung ubi jalar (Ipomoea batatas L.) dantepung kacang merah (Phaseolus vulgarisL.) (Artikel Ilmiah, Universitas Pasundan,Bandung). Diakses darihttp://repository.unpas.ac.id/3211/2/ARTIKEL%20KAJIAN%20KARAKTERISTIK%20BISKUIT%20YANG%20DIPENGARUHI%20PERBAN.pdf.

Mervina, Kusharto, C. M., &Marliyati, S.A. (2012).Formulasi biskuit dengan substitusi tepungikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dan isolatprotein kedelai (Glycine max) sebagai makananpotensial untuk anak balita gizi kurang. JurnalTeknologi dan Industri Pangan, 23(1), 9–16.Diakses dari.http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/5287/4229

Moeljanto R. 1992. Pengolahan Hasil SampingIkan. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.GF, Sulieman AM, Soliman ING,Bassiuny SS. 2014. Fortification of biscuits with fish protein concentrate.World Journal of Dairy and Food Sciences. 9(2): 242-249.

Koswara, S. (2013). Teknologi pengolahanumbi-umbian bagian 5: pengolahan ubi jalar.Bogor: Institut Pertanian Bogor. Diakses darihttp://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/10/5-pengolahanubi jalar ungu.

Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek). www.EbookPangan.com. Diakses pada 12 September 2018.

Koeswardhani, M. (2016). Dasar-dasar teknologi pangan. Jakarta: Universitas Terbuka. Diaksesdari http://repository.ut.ac.id/4619/PANG4312M1.pdf

Downloads

Published

06-06-2022

How to Cite

Ratnasari, D. ., & Rahmawati, Y. D. (2022). Karakteristik Sifat Organoleptik dan Nilai Gizi pada Biskuit Tepung Ikan Teri (Stolephorus SPP.) dan Isolat Protein Kedelai. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 10590–10595. https://doi.org/10.31004/jptam.v6i2.4104

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check