Strategi Pengembangan Agribisnis Lada Putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Authors

  • Maulani Barkah Shaliha Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
  • Siti Jahroh Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
  • Setiadi Johar Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v6i2.4622

Keywords:

AHP, Pengembangan, Strategi, Lada Putih

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan agribisnis lada putih, (2) mengidentifikasi pelaku dalam pengembangan agribisnis lada putih, (3) menganalisis pengembangan agribisnis lada putih, 4) merumuskan alternatif dan prioritas. strategi pengembangan agribisnis lada putih di Provinsi Bangka Belitung. Dalam menentukan prioritas strategi pengembangan lada putih, penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan melibatkan para ahli untuk dimintai pendapatnya. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan agribisnis lada putih antara lain harga lada (0,261), teknologi budidaya dan pasca panen (0,200), hubungan pemangku kepentingan (0,158), kebijakan pemerintah (0,145), kualitas benih (0,144), dan ketersediaan lahan (0,092). Pihak atau aktor yang berperan dalam pengembangan agribisnis lada putih berdasarkan analisis AHP antara lain Pemerintah Daerah (0,268), asosiasi petani dan eksportir lada (0,190, Litbang (0,189), Eksportir (0,180), dan Petani / kelompok tani (0,174). Sementara itu, sasaran pembangunan para pelaku antara lain peningkatan pendapatan petani (0,278), peningkatan produktivitas dan kualitas lada putih (0,245), peningkatan ekspor (0,215), perluasan areal perkebunan lada (0,130), dan peningkatan pendapatan daerah (0,129). Alternatif strategi yang dipilih dalam melaksanakan pengembangan agribisnis lada putih antara lain perluasan areal perkebunan pada lahan yang sesuai (0,116), peningkatan daya saing melalui peningkatan produktivitas, kualitas, & diversifikasi produk (0,380), peningkatan peran kelembagaan di tingkat petani, pemasaran, & pemerintahan (0,172), strategi pengembangan industri pembibitan (0,166), dan peningkatan infrastruktur & penerapan teknologi yang efisien (0,165). Dari alternatif strategi yang menggunakan metode AHP tersebut, maka strategi prioritas yang dapat diterapkan adalah strategi peningkatan daya saing lada melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan diversifikasi produk.

References

[BPS Babel] Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2016. Kepulauan Bangka Belitung dalam angka 2016. Pangkalpinang (ID): BPS Kepulauan Bangka Belitung.

Dagdeviren M. 2010. A hybrid multi-criteria decision-making model for personnel selection in manufacturing systems. Journal International Manufacturing. 21: 451 – 460.

Daras U, Pranowo D. 2009. Kondisi kritis lada putih Bangka Belitung dan alternatif pemulihannya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 28(1): 1-6.

Det PA, Wong TH. 2001. Pepper and pepper research in Serawak [internet]. [Diakses pada 2017 Juni 25]. Tersedia pada http://peladang. serawak.gov.way/.

Djulin A, Husni M. 2005. Struktur dan integrasi pasar ekspor lada hitam dan lada putih di daerah produksi utama. Jurnal Sosio-ekonomi Pertanian. 5 (1): 16- 20.

[Ditjebun] Direktorat Jenderal Perkebunan Kemeterian Pertanian. 2014. Komoditas lada di Indonesia 2013-2015. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Perkebunan.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2013. Pepper production [internet]. [Diakses 2016 Januari 16]. Tersedia pada http://faostat3.fao.org/download /Q/QC/E.

Gunaratne WDL, Subasinghe HMPA, Ann YC, Muthuswamy A, Dyah M, Bui CB. 2016. Production and Processing of Pepper (Piper nigrum L). Jakarta (ID): International Pepper Community.

Hou C. 2013. Study of decision making for cafe management alternatives. Int. Journal of Computer Sciences & Information Technology. 5(6): 76-85.

[IPC] International Pepper Community. 2014. Pepper Statistical Yearbook 2014 [internet]. [Diakses pada 2016 Januari 18]. Tersedia pada www.IPCnet.org.

Jalaliyoon N, Bakar N, Taherdoost H. 2012. Accomplishment of critical succcess factor in organization; using analytic hirearchy process. Int. Journal of Academic Research in Management. 1(1): 1-9.

Kemala S. 2011. Strategi pengembangan sistem agribisnis lada untuk meningkatkan pendapatan petani. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. 4(2): 137-155.

[Kementan] Kementerian Pertanian Indonesia. 2012. pedoman penanganan pasca panen [internet]. [Diakses pada 2017 Maret 30]. Tersedia pada http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip /bn/2012/bn912-2012lamp.pdf

Nainggolan HL, Johndikson A. 2012. Pengembangan sistem agribisnis dalam rangka pembangunan pertanian berkelanjutan. Di dalam Nainggolan HL, Johndikson A, editor. Seminar Nasional Pertanian Presisi Menuju Pertanian Berkelanjutan; 2012 April 2-5; Medan, Indonesia. Medan (ID): Medan. hlm 1-10.

Saaty TL. 2008. Decision making with the analytic hirearchy process. Int. Journal Sciences. 1(1): 83-98.

Yuhono J T. 2007. Sistem agribisnis lada dan strategi pengembangannya. Jurnal Litbang Pertanian. 26(2): 76-81.

Downloads

Published

09-07-2022

How to Cite

Shaliha, M. B. ., Jahroh, S. ., & Johar, S. . (2022). Strategi Pengembangan Agribisnis Lada Putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 13718–13724. https://doi.org/10.31004/jptam.v6i2.4622

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check