Ritual Adat Lodo Kusang dalam Kaitan dengan Teologi Kebangkitan Badan dan Kehidupan Kekal

Authors

  • Hermus Hero Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Nipa, Maumere , Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v7i1.5572

Keywords:

Lodo Kusang, Teologi Kebangkitan Badan, Kehidupan Kekal

Abstract

Setiap wilayah masyarakat selalu berkembang berbagai macam adat tradisi yang diwariskan dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Adat istiadat itu dibuat untuk mengatur kehidupan manusia baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Setiap generasi biasanya melanjutkan adat istiadat yang berlaku dari masa sebelumnya sehingga tradisi tersebut tidak punah bersama hilangnya suatu generasi. Iman kristiani mengajarkan bahwa konsep mengenai kematian bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus tidaklah mati sia-sia sebab mati bukan berarti binasa tetapi hidup ini hanyalah diubah bukannya dilenyapkan, tubuh yang fana ini diubah menjadi tubuh yang rohani. Masyarakat Desa Wolon Terang memiliki adat kepercayaan terhadap orang yang telah meninggal dunia itu yang diberi nama Lodo Kusung. Adat Lodo Kusang yang telah berkembang sekian lama di wilayah Desa Wolon Terang merupakan salah satu adat budaya penghargaan terhadap hidup dan keyakinan bahwa setelah kematian akan ada kebangkitan badan dan kehidupan kekal yang penuh dengan damai dan bahagia karena bersatu dengan Allah pencipta di surga yang maha tinggi. Ungkapan kata-kata adat dan ritus dalam daerah setempat juga dengan jelas menunjukkan bahwa sebelum Agama Katolik dibawa oleh para misionaris di wilayah ini masyarakat setempat telah menghidupi sejumlah nilai iman yang tertuju kepada Tuhan. Teologi kontekstual model antropologis menyapa kehidupan iman umat dan meneguhkan budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sehinggaiman tradisional itu diarahkan kepada iman sejati akan Kristus yang hidup sebagai buah sulung kebangkitan.Model ini melestarikan dan meneguhkan jati diri seorang kristiani untuk turut serta membangun budaya setempat yang telah lama tumbuh dan berkembang di wilayah tersebut.

References

Hardawiriyana, (1993). Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Dokpen KWI, Obor.

Paus Yohanes Paulus II, 1993. Kitab Hukum Kanonik. V. Kartosiswoyo, dkk., (penerj.), Cetakan ke-3; Jakarta: Sekretariat KWI dan Obor.

Sinaga, Anicetus, B., (1984). Gereja dan Inkulturasi. Yogyakarta: Kanisius.

Pareira, M. Mandalangi& E. Douglas Lewis. (1998)Kamus Sara Sikka Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah.

Stephen Bevans, (2013). Teologi Dalam Perspektif Global, Sebuah Pengantar. Maumere: Ledalero.

Seda, Wempi, Pemerhati Budaya Sikka, Wawancara, 12 Desember 2022.

Bura, Tua Adat, Wawancara, 13 Desember 2022.

Bati, Tua Adat, Wawancara, 13 Desember 2022.

Downloads

Published

28-01-2023

How to Cite

Hero, H. . (2023). Ritual Adat Lodo Kusang dalam Kaitan dengan Teologi Kebangkitan Badan dan Kehidupan Kekal. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 2391–2397. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i1.5572

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check