Profil Nomophobia pada Peserta Didik Kelas XII MIPA SMA N 19 Bungo (Studi Kasus pada Peserta Didik Nomophobia)

Authors

  • Parwidiar Yuna Putra Universitas PGRI Sumbar, Indonesia
  • Triyono Triyono Universitas PGRI Sumbar, Indonesia
  • Suryadi Suryadi Universitas PGRI Sumbar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jptam.v7i1.5811

Keywords:

Nomophobia, Peserta Didik

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi  oleh peserta didik yang merupakan salah satu dari komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa adanya peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat berjalan. Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Ketidaknyaman ketika tidak dapat berkomunikasi, 2) Kecemasan kehilangan konektivitas, 3) Kecemasan tidak dapat mengakses informasi, 4) Kehilangan kenyamanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif. Informan kunci dari penelitian ini ada 2 orang peserta didik dan 4 informan tambahan yakni 2 orang guru yaitu walikelas dari kelas XII MIPA dan guru BK, dan 2 orang wali murid dari informan kunci tersebut. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis data ada tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Ketidaknyaman ketika tidak dapat berkomunikasi terjadi karena peserta didik merasakan akan kenyamanan berkomunikasi secara instan dan terus menerus,2) Kecemasan kehilangan konektivitas terjadi pada peserta didik karena peserta didik akan selalu berbagi informasi melalui smart-phone dan membutuhkan jaringan seluler,3) Kecemasan tidak dapat mengakses internet terjadi karena peserta didik sudah merasakan kemudahan akan mengakses dan bertukar informasi melalui smart-phone, sehingga akan merasakan takut jika peserta didik tertinggal dari informasi yang terkini,4) Kehilangan kenyamanan terjadi karena peserta didik sudah merasakan kenyamanan dari fitur yang ada pada smart-phone dari aplikasi yang memudahkan bertukar dan mengakses informasi dan menghabiskan waktu dengan bermain game online maupun game offline, sehingga peserta didik akan merasakan adanya kekurangan dalam diri peserta didik jika tidak mengoprasikan smart-phone sesuai keingina dalam menghabiskan waktu. Berdasarkan hasil penelitian ini direkomndasikan kepada peserta didik untuk dapat mengedukasi dirinya sendiri dan mampu menghindari dari perilaku nomophobia tersebut.

References

Maemunah. (2018). Kebijakan Pendidikan pada Era Revolusi Industri 4.0. In Membangun Pendidikan yang Mandiri dan Berkualitas pada Era Revolusi Industri 4.0. (pp. 1–9). Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram Press

Soliha, S. F. (2015). Tingkat ketergantungan pengguna media sosial dan kecemasan sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi,4(1),1–10.

UU No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan. bpk.go.id.

Widyastuti, Dian, Ari, & Muyana,Siti (2018). Potret Nomophobia (No Mobile Phone Phobia) di Kalangan Remaja. Vol.4,No. 1,62-71. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.

Yildirim, C., & Correia, A. P. (2015). Exploring the Dimensions of Nomophobia: Development and Validation of a Self-Reported Questionnaire. Computers in Human Behavior, 49, 130–137.

Downloads

Published

30-03-2023

How to Cite

Putra, P. Y. ., Triyono, T., & Suryadi, S. (2023). Profil Nomophobia pada Peserta Didik Kelas XII MIPA SMA N 19 Bungo (Studi Kasus pada Peserta Didik Nomophobia). Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 3744–3749. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i1.5811

Issue

Section

Articles of Research

Citation Check