Studi Fenomenologis Poligami di Sumba Timur (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Para Istri yang Dipoligami Mengambil Keputusan Untuk Memutuskan Ikatan Perkawinan Poligami Ditinjau dari Perspektif Gender)
DOI:
https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.7949Keywords:
Poligami, Perempuan, Fenomenologi, perkawinan, GenderAbstract
Penelitian ini mengangkat fenomena poligami yang masih terjadi di Sumba Timur. Fokus riset pada fenomena poligami yang dilakukan oleh seorang partisipan yang memiliki 16 orang istri dan hidup berpoligami selama belasan tahun. Namun hal yang menarik bagi penulis bahwa dari ke-16 istri yang dipoligaminya sampai saat ini tinggal 7 orang istri yang bertahan dalam perkawinan poligami tersebut. Ke-9 istrinya yang lain sudah mengambil keputusan untuk memutuskan ikatan perkawinan poligami (cerai). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi para istri untuk memutuskan ikatan perkawinan poligami dan bagaimana upaya yang dilakukan agar perempuan tidak lagi terjerat dalam perkawinan poligami. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan femenologi yaitu metode kualitatif dalam rangka menggali dan mengungkap kesamaan makna dari sebuah konsep atau fenomena yang menjadi pengalaman hidup sekelompok individu, dalam hal ini mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi para istri yang dipoligami dalam mengambil keputusan untuk memutuskan ikatan perkawinan poligami. Lokasi penelitian mengambil tempat di desa Maubokul, kecamatan Pandawai kabupaten Sumba Timur. Teknik mengambilan data menggunakan puposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan para istri memutuskan ikatan perkawinan poligami karena mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Bentuk kekerasan yang dominan dialami para istri adalah kekerasan non verbal seperti tekanan psikis, tidak mampu menolak keputusan suami untuk berpoligami dan pengabaian hak-hak ekonomi. Partisipan yang hidup dalam perkawinan poligami berhasil memutuskan ikatan perkawinan poligami karena ingin mengakhiri mata rantai kekerasan yang dibalut dalam perkawinan poligami.
References
Agnia Dina, Vol.1,No.1,Juni (2016) Kajian kritis budaya patriarkhisme Dalam agama dan keadilan perempuan (studi ketentuan poligami dalam Uu. No. 1 tahun 1974), jurnal fikri, H.31-32
Creswell, John W. (2012) Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Cet. ke- 2 , Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fakih, Mansour. (2016). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yokyakarta: Insist Press.
Jurnal Perempuan, No. 22, Maret 2002, Yayasan Jurnal Perempuan.
Nur Imam Subono, “Negara dan Kekerasan terhadap Perempuan”, Jurnal Perempuan,
(Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2000), h. 108.
Sugiyono, (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
Siti Hikmah, Fakta Poligami sebagai bentuk kekersan terhadap perempuan, “jurnal Sawwa,Vol.7,No 2, April 2012. H.3-4
Tamalgola A, (2000) dalam “Negara dan Kekerasan terhadap Perempuan”, Jurnal
Perempuan, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
http://repositori.kemdikbud.go.id/5908/1/BUDAYA%20SUMBA%20JILID%20I.pdf
https://www.komnasperempuan.go.id/file/pd f_file/Pemetaan%20dan%20Kajian/K TP%20Budaya/03_KTP%20Budaya_Poligami%20Perselingkuhan.pdf
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2023 Diana Andayani DjohAuthors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).